Transaksi Digital Banking dan Uang Elektronik Melonjak di Tahun 2023, BI Optimis Rupiah Stabil

Jakarta,Lansir.Id – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan bahwa transaksi perbankan digital dan uang elektronik mengalami pertumbuhan yang signifikan di tahun 2023. Hal ini menunjukkan perkembangan industri keuangan digital di Indonesia.

Dalam konferensi pers yang diselenggarakan baru-baru ini, Perry menyampaikan bahwa nilai transaksi digital banking mencapai Rp 58.478,24 triliun di tahun 2023, naik 13,48 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Ia memperkirakan bahwa angka ini akan terus meningkat 9,11 persen hingga Rp63.803,77 triliun di tahun 2024.

Selain itu, Perry juga mengungkapkan bahwa nilai transaksi uang elektronik (UE) tumbuh 43,45 persen menjadi Rp835,84 triliun di tahun 2023, dan diperkirakan akan tumbuh lagi 25,77 persen menjadi Rp1.051,24 triliun di tahun 2024.

“Salah satu faktor yang mendukung pertumbuhan UE adalah transaksi QRIS yang mencatatkan kenaikan 130,01 persen menjadi Rp229,96 triliun di tahun 2023,” kata Perry.

Perry menambahkan bahwa jumlah pengguna UE mencapai 45,78 juta dan jumlah merchant UE mencapai 30,41 juta, yang sebagian besar adalah usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Sementara itu, nilai transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM, kartu debit, dan kartu kredit turun sedikit 0,81 persen menjadi Rp8.178,69 triliun di tahun 2023.

Dari sisi pengelolaan uang Rupiah, Perry mengatakan bahwa jumlah uang kartal yang diedarkan (UYD) naik 7,33 persen menjadi Rp1.101,75 triliun di bulan Desember 2023.

Perry juga mengatakan bahwa nilai tukar Rupiah tetap stabil, sejalan dengan kebijakan moneter yang konsisten yang dilakukan oleh BI.

“Hingga 16 Januari 2024, nilai tukar Rupiah hanya melemah 1,24 persen dari akhir Desember 2023, dengan adanya kebijakan stabilisasi BI dan masuknya kembali aliran modal asing, sejalan dengan tingginya imbal hasil aset keuangan domestik dan prospek ekonomi Indonesia yang positif,” ujar Perry.

Perry menilai bahwa nilai tukar Rupiah lebih baik daripada mata uang regional lainnya, seperti Ringgit Malaysia, Baht Thailand, dan Won Korea Selatan yang masing-masing melemah 1,95 persen, 2,82 persen, dan 3,24 persen. (*)

BERITA TERKAIT

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

INFOGRAFIS

Advertismentspot_img

TERPOPULER