Samarinda,Lansir.Id – Sejak Mei lalu, program pembangunan dan pemberdayaan masyarakat (Pro-bebaya) mulai dijalankan oleh seluruh RT di Samarinda. Tahun ini pelaksanaannya lebih rapi dengan pemberian buku pedoman pelaksanaan.
Kegiatan ini pun mendapat dukungan dari Wakil Ketua DPRD Samarinda, Subandi. Program Rp 100-300 juta untuk RT pertahun ini, dinilai mampu menjawab kebutuhan masyarakat dari tingkat bawah. Tak heran, usulannya langsung disesuaikan berdasarkan rembuk RT. Sementara anggarannya diturunkan melalui kelurahan yang dilaksanakan oleh kelompok masyarakat (pokmas).
“Tapi sosialisasinya masih kurang. Saya mendapat banyak laporan dari masyarakat karena tidak mempercayai RT,” tuturnya.
Sebab sebagian masyarakat masih menyangka, pro-bebaya itu dijalankan langsung oleh RT. Padahal tugas setiap RT hanya melakukan rembuk, untuk menerima masukan atas hal-hal yang dibutuhkan masyarakat.
“Akhirnya masyarakat berpikir, seolah-olah RT yang mendapat anggaran langsung tapi tidak ada kegiatan yang bisa terlihat,” jelasnya.
Padahal kegiatan ini sudah berjalan tiga bulan, untuk di APBD Murni ini dianggarkan Rp 75 juta per RT. Sedangkan sisanya nanti akan dibayarkan lagi menggunakan APBD Perubahan.
“Namun laporannya harus ada, RT juga banyak mengeluhkan soal laporan administrasinya. Karena sebelumnya tidak pernah menjalankan kegiatan,” ungkap Subandi.
Padahal berdasarkan pemantauannya, pro-bebaya ini sudah bisa menjawab kebutuhan masyarakat. Setelah sebelumnya dalam musyawarah rencana pembangunan (musrenbang), sulit dikabulkan. Melalui probebaya ini, diakui Subandi sudah banyak menyentuh langsung apa yang selama ini menjadi aspirasi masyarakat.
“Seperti pengembangan UMKM, pembuatan lapangan olahraga dan lain-lain. Usulan seperti ini dulu susah disetujui. Makanya saya minta dengan adanya probebaya ini, Pemkot Samarinda harus lebih pro aktif sosialisasi ke masyarakat,” demikian Subandi.(Adv)