Samarinda,Lansir.id – Komisi V DPR RI melakukan kunjungan ke Kota Bontang,dalam kunjungan tersebut meninjau rencana pemangkasan tanjakan di depan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Taman Husada Bontang,dan Ke Bontang Koala untuk masalah penanganan banjir rob.
Irwan Anggota Komisi V DPR RI mengatakan permasalahan tanjakan di depan RSUD Taman Husada Bontang menjadi prioritas karena menyangkut permasalahan keselamatan untuk pengguna jalan,kelerengan dijalan tersebut nantinya akan dipangkas dibawah 10 persen.
“Kunjungan Komisi V kali ini menjadi pesan prioritas,600 meter naik turun yang akan kita pangkas dibawah 10 persen,dengan anggaran 70 miliar tetapi memang belum masuk, pekerjaannya akan masuk ditahun depan,”Jelas Irwan.
Pria yang kerap disapa Irwan Fecho tersebut juga menyebut persoalan banjir rob yang kerap terjadi setiap tahun menerpa Bontang Koala, menurutnya penanganan banjir tersebut butuh analisa dan kajian yang mendalam,Untuk itu dirinya akan memperjuangkan anggaran penanganan banjir tersebut ditahun 2024 mendatang.
“Bontang Koala tunggu rancangan dari Dinas PU Bontang,nanti kita akan melihatnya.kita datang memastikan di 2024,”Pungkasnya.
Sementara itu Kepala BBPJN Kaltim Reiza Setiawan menjelaskan secara teknis bahwa pemangkasan jalan akan dilakukan pada badan jalan disisi kanan dari arah Tugu Selamat Datang,dengan panjang pemangkasan sekitar 600 meter dan ketebalan kurang lebih 10 meter.
Reiza Menambahkan metode yang digunakan untuk pemangkasan dengan cara dilakukan galian dengan pemasangan secant file sebagai pondasi penahan tanah,saat ini pihaknya tengah melakukan pengkajian terkait Detail Engineering Design(DED)dengan target penyelesaian di akhir tahun 2023.
“DED selesai kami akan ajukan anggaran serta pengerjaan tahun depan yang diusulkan sebesar Rp 70 Miliar,”Tuturnya.
Terkait penanganan banjir rob di Bontang Koala Direktorat Bendungan dan Danau Dirjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR, mengatakan persoalan banjir harus benar – benar perlu pengkajian secara matang agar penangananya bisa tepat, rencana penggunaan sistem parapet atau penghalang bisa jadi lebih berbahaya.
“Kalau bicara terkait banjir kita harus berbicara penyebabnya ,karena takut nanti sistem parapet itu lebih berbahaya,karena airnya terjebak.Sistem pompa masih menjadi kajian simultan,sistem inu juga memakan biayar yang cukup besar.”(Bgl)