Samarinda,Lansir.Id – Universitas Mulawarman menjadi tuan rumah acara bedah buku bertajuk “Inche Abdoel Moeis, Pejuang Nasionalis Tanpa Pamrih” yang berlangsung di Ruang Theater Lantai 3 Gedung Prof Masjaya. Acara ini menarik perhatian berbagai kalangan, termasuk akademisi, mahasiswa, dan masyarakat umum yang antusias mempelajari sejarah perjuangan tokoh nasionalis asal Kalimantan Timur.
Penulis buku tersebut, Izedrik Emir Moeis, berbagi cerita mengenai proses panjang penulisan karyanya.
“Menyelesaikan buku pertama ini memakan waktu cukup lama, sekitar dua tahun, karena cerita terus bertambah. Saya juga sempat mendapatkan sumber sejarah dari perpustakaan di Washington DC, yang akan menjadi tambahan untuk buku selanjutnya,” ungkapnya.
Emir Moeis menekankan pentingnya peran mahasiswa sejarah dalam menjaga arsip dan fakta sejarah.
“Mencari fakta-fakta sejarah itu sulit. Oleh karena itu, mahasiswa bidang sejarah, terutama yang berfokus pada arsip, memiliki peran penting. Sejarah sangat penting karena kita tidak bisa maju ke depan tanpa mengetahui apa yang terjadi di masa lalu,” tambahnya.
Dalam bukunya, Emir Moeis ingin generasi muda Kalimantan Timur memahami bahwa perjuangan pendahulu mereka tidak hanya dalam bidang fisik, tetapi juga diplomasi.
“Saya ingin generasi muda Kaltim tahu bahwa pemuda di generasi pendahulu mereka berjuang keras untuk pembentukan negara kesatuan Republik Indonesia. Kita bukan hanya daerah penghasil sumber daya alam untuk NKRI, tetapi juga ikut mendirikan republik ini, sehingga ada kebanggaan tersendiri,” jelasnya.
Emir berharap buku ini dapat menjadi inspirasi bagi generasi muda Kalimantan Timur untuk tidak merasa minder dan bangga akan kontribusi daerah mereka dalam mendirikan Republik Indonesia.
“Jadi, kalian anak Kaltim tidak perlu minder, kita juga ikut mendirikan republik ini,” tutupnya.
Acara bedah buku ini diharapkan dapat memperkaya wawasan sejarah dan menumbuhkan rasa nasionalisme di kalangan generasi muda Kalimantan Timur.
