Samarinda,Lansir.Id – Kejaksaan Tinggi (Kejati) Kalimantan Timur menetapkan dua pegawai Bank Kaltimtara sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi penyaluran kredit. Kedua tersangka tersebut adalah DZ, Pimpinan Bidang Perkreditan Bank Kaltimtara Cabang Balikpapan, dan ZA, Penyedia Kredit UMKM dan Korporasi Bank Kaltimtara Cabang Balikpapan.
Penetapan tersangka dilakukan oleh Tim Penyidik Bidang Tindak Pidana Khusus Kejati Kaltim terkait penyaluran kredit Bank Kaltimtara kepada PT. Erda Indah pada tahun 2021. Kepala Seksi Penyidik Bidang Tindak Pidana Khusus Kejati Kaltim, Indra Rivani, menjelaskan bahwa kedua tersangka diduga melanggar Pasal 2 ayat (1), Pasal 3 juncto Pasal 18 UU RI No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Indra Rivani menyatakan bahwa DZ dan ZA akan menjalani penahanan selama 20 hari di Rutan Kelas 1A Samarinda, mulai 24 Oktober hingga 12 November 2024. Selain itu, RH, Branch Manager PT. Erda Indah, yang sebelumnya telah ditetapkan sebagai tersangka, juga diduga terlibat dalam pengajuan dan pencairan kredit fiktif yang seolah-olah untuk modal kerja pada Proyek Pembangunan Hunian Tetap pasca Bencana di Sulawesi Tengah. Kredit tersebut didasarkan pada Surat Perintah Kerja (SPK) dan Surat Perjanjian Pemborongan Pekerjaan (SPPP) yang diduga palsu.
Sebelumnya, Kejati Kaltim telah menahan RH pada 14 Oktober 2024. Setelah pengembangan kasus, dua tersangka tambahan dari pegawai Bank Kaltimtara ditetapkan. Penyaluran kredit Bank Kaltimtara kepada PT. Erda Indah bernilai Rp 15 miliar, yang merugikan keuangan negara. PT. Erda Indah diduga memalsukan jaminan berupa kontrak kerja/SPK dengan PT. Waskita Karya senilai Rp 37 miliar.
Indra Rivani menegaskan bahwa penyidikan akan terus dilakukan terhadap seluruh pihak yang terkait.
“Kami akan terus melakukan penyidikan dan perkembangan kasus akan kami update kepada masyarakat,” Tutupnya.
